Berita Terkini Ekonomi Dunia

Menyajikan Kumpulan Berita Terbaik Berdasarkan Fakta dan Data

Cara Habibie Menjinakkan Rupiah Dikala Krisis Moneter

Baharudin Jusuf Habibie atau yang di kenal dengan BJ Habibie presiden ke-3 Indonesia berpulang pada usia 38 tahun, Rabu malam tanggal 11 September 2019. Habibie dikenal sebagai bapak teknologi, ia juga mempunyai banyak prestasi dunia dan menjadi presiden disaat situasi negara Indonesia sedang mengalami kesulitan.

f:id:BeritaTerkini:20191014193824j:plain

Rupiah

Habibie menjadi presiden RI ke-3 pada Mei 1998 setelah presiden RI ke-2 Soeharto lengser pada bulan mei 21 Mei 1998. Kehadiran Habibie saat itu menjadi presiden baru agar tidak terjadi Vacum of Power. Disaat itu Habibie menghadapi situasi yang sangat sulit, karena inflasi dan nilai tukar rupiah terhadap dolar melambung tinggi.

 

Saat itu harga pangan, bahan bakar minyak dan kebutuhan lainnya naik dan hal itu membuat masyarakat Indonesia sangat bergejolak. Situasi politik pun memanas, saling tarik menarik kepentingan dan situasi kemanan tak terkontrol terutama di daerah Jakarta karena banyak terjadi kerusuhan.

 

Pelaku ekonomi pasti mengingat, Habibie merupakan sosok penyelamat mata uang Indonesia. Ia memulai membenahi satu persatu persoalan Indonesia. Setelah ia resmi menjadi presiden Indonesia, Habibie langsung bergerak cepat untuk mengatasi masalah krisis moneter ini, yang disaat itu rupiah berada pada level Rp 11.200 dolar Amerika Serikat.

 

Setelah beberapa pekan Habibie menduduki kursi presiden, nilai tukar rupiah sempat jatuh hingga mencapai pada level terlemah dan ini menjadi sejarah bagi negara Indonesia.  Rupiah saat itu berada di level Rp. 16.800 dolar Amerika Serikat pada tanggal 1 Juni 1998, pasar pun sangat buruk ditengah – tengah jatuhnya ekonomi negara Asia lainnya.

 

Habibie melakukan restrukturisasi dan rekapitulasi perbankan melalui pembentukan BPPN (Badan Penyehatan Perbankan Nasional) dan Unit Pengelola Aset Negara untuk menangani gejolak rupiah. Selain itu ia juga mengikuti sejumlah langkah reformasi ekonomi seperti Dana Moneter Internasional (IMF) melalui Structural Adjustment Program (SAP).

 

Hasil selama Habibie menjabat sebagai presiden, rupiah tercatat menguat pada poin 34,1% dari Rp 11.200 dolar Amerika Serikat pada 20 Mei 1998, menjadi Rp 7.385 dolar Amerika Serikat pada 20 Oktober 1999. Bahkan rupiah sempat menyentuh angka terkuat dalam sejarah ekonomi Indonesia, yakni Rp 6.500 dolar Amerika Serikat pada tanggal 28 Juni 1999.

 

Dunia pun mencatat kejadian ini sebagai krisi finansial Asia 1997, namun bangsa Indonesia sebagai krisis moneter (krismon) 1998. Baht, ringgit, peso, dan dolar Singapura dihajar oleh para spekulan mata uang, hingga nail kursnya melemah di bulan Juli, dan akhirnya pasar saham Indonesia mulai bereaksi.